Kisah

Selasa, 12 April 2016

Fertility Treatment After Umroh

Sebelum berangkat umroh, saat aku mengunjungi ginekolog untuk konsultasi penundaan haid, kembali ditemukan myoma/miom sebesar 2,5 cm. Tidak terlalu besar, tetapi masalahnya si centil myom itu bertengger sangat dekat dengan posisi tuba falopi sebelah kiri. Sebulan setelah kepulangan umroh, akhirnya dengan dukungan penuh dari suami, aku mengunjungi ginekolog kembali, di rumah sakit tempat aku berobat sebelumnya, karena berkas rekam medis lengkap ada disana, sekaligus aku tak ingin berganti ganti dokter dulu untuk penanganan hal ini.

Hari Sabtu, tepatnya hari kelima setelah hari pertama haid, aku mengunjungi bu dokter. Sekali lagi aku di usg. Benar, ada myom disana 2,5 cm. Bu dokter menjelaskan padaku bagaimana pengaruh myom yang tumbuh terhadap kehamilan. Kurang lebihnya begini, myoma/kista yang yumbuh di rahim, jika posisinya ditengah rahim, memungkinkn terjadinya keguguran di awal kehamilan. Hal tersebut terjadi karena sel telur yang sudah dibuahi dan hendak menempel erat pada rahim terhalang oleh myoma. Sehingga luruhlah sel telur. Endometrium yang sudah menebal karena siap akan kehamilan pun meluruh. Maka terjadilah haid alias dede nya ngga jadi jadi. Sedangkan untuk case yang aku alami, tumbuhnya myoma dekat dengan tuba falopi kemungkinan menghambat jalur masuknya sperma ke tuba falopi. Seharusnya sperma masuk dan membuahi sel telur, karena terhalang, maka gagallah misi perjuangan sperma. Memang masih ada tuba falopi yang kanan, tetapi dengan adanya myoma akan memperkecil kemungkinan sperma masuk ke kedua tuba. 

Lalu apa solusinya dok? Tanyaku.
"Ibu HSG ya. Supaya kita bisa lihat pakah saluran tuba nya tersumbat atau tidak." Jawab dokternya.

"Kapan dok?" Tanyaku lagi.
"Hari kesembilan setelah haid adalah waktu yang tepat. Jadi, ibu saya jadwalkan HSG hari Rabu ya".

"Disini dok?" Tanyaku lagi, masih bingung apa iti HSG.
"Oh ngga ibu, di radiologi. HSG termasuk tindakan radiologi, nanti dari vagina dipasang cateter ke mulut rahim, kemudian disuntikkan cairan iodum #"?":%#&*! (Saya lupa dokter bilang apa waktu itu ke saya) kita biasa sebut cairan kontras. Ngga sakit, cuma rasa ngga nyaman sedikit kayak mau mens. Cuma sebentar, tindakannya kira-kira cuma 15 menit" kata bu dokter santai.

Bu dokter emang selalu santai. Saya? Saya selalu shock, selalu stress, dan selalu drama menghadapi hal ini. Ada kepanikan yang terlukis di wajah saya, wajar saja karena pakai cateter segala, di mulut rahim lg. Tapi suami saya yang sangat baik hati selalu menentramkan dn menenangkan saya. 

"Tuh, pas banget aku pulang dari luar kota pagi, jadi ga ush ngantor hari rabu. Ayank izin ya sama kantor dateng siang, atau cuti aja kalo takut kenapa-kenapa. Nanti aku temenin HSG nya.." Katanya sambil mengelus kepalaku. Aku sendiri diam, sambil menahan air mata.

Tuhan, mengapa Kau pilih aku untuk menjalani hidup yang seperti ini? Apa karena Kau yakin aku kuat menghadapinya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar