Pernah dengar tentang low back pain atau biasa disebut nyeri punggung bawah? Saya baru mengetahuinya akhir-akhir ini, setelah saya mengalaminya sendiri. OK saya mulai ceritanya...
Kira-kira satu minggu lalu, punggung bagian belakang saya terasa nyeri. Rasa nyeri itu muncul ketika saya atraktif bergerak, berganti posisi dari berdiri ke duduk, duduk ke tiduran, atau berdiri ke tiduran, dan sebaliknya. Awalnya saya mengabaikan rasa nyeri ini dengan harapan besok akan membaik. Tetapi semakin hari semakin nyeri saja. Sampai puncaknya adalah hari Senin, nyeri serius semakin terasa saat saya bekerja sambil duduk di kantor.
Akhirnya saya putuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, karena ketakutan saya bahwa nyeri punggung belakang bila dibiarkan akan fatal. Pilihan saya jatuh ke rumah sakit Budhi Jaya Jakarta Selatan.
Setelah bertemu dokter, berkonsultasi panjang lebar, dokter mengatakan ada 3 kemungkinan mengapa saya menderita nyeri, yaitu keropos tulang, kandungan asam urat kolesterol dan trigyserilda tinggi, atau kemungkinan terakhir adalah syaraf terjepit. Saran dokter adalah saya melakukan serangkaian tes laboratorium.
Tes yang pertama dengan melakukan scan tulang untuk mengetahui pengeroposan atau tidak. Setelah berdiam diri sekitar 5 menit untuk masing-masing bagian (tulang tangan, tulang paha hingga selangkangan, dan tulang punggung bagian bawah) saya bisa langsung melihat hasilnya. Hasil scan tulang menyatakan bahwa kondisi tulang saya sangat bagus dan kepadatan tulang normal. Maka dilakukan tes kedua.
Di ruang laboratorium yang berbeda, suster mengambil sample darah saya untuk dicek kadar gula, HDL, LDL, Trigyserilda, dan lain sebagainya. Dan hasil tes inipun memuaskan. Kondisi darah saya baik, semua normal.
Karena dua tes tersebut menunjukkan hasil yg bagus, dokter menyarankan untuk MRI, namun peralatan untuk MRI tidak ada di rumah sakit Budhi Jaya. Peralatan MRI hanya ada di rumah sakit Cipto Mangunkusumo dan rumah sakit Gatot Subroto. Dokter pun memberikan peredam nyeri, jenis tramadol dan eperisone, 2 buah obat yg harus diminum ketika nyeri punggung, ditambah satu cream analgesik, untuk sementara. Efek obatnya pun luar biasa, pusing lemas mual dan tenggorokan kering. Semoga ini tidak berkepanjangan.
Permasalahan selanjutnya adalah MRI bukanlah tindakan pengujian kesehatan yang murah. Angka untuk membayar jasa ini berkisar antara 2,8-3 juta rupiah. Itu belum termasuk biaya dokter dan lain sebagainya...
Besok saya ingin cross check ke rumah sakit Gatot Subroto,menanyakan perkiraan biaya total dan kapan saya bisa tes MRI. Tidak apa-apa saya mengeluarkan uang yang tidak sedikit, namun harapan saya adalah saya bisa sehat dan melakukan aktivitas seperti biasa. Karena...kalau ternyata saya benar-benar tidak bisa pulih 100%, maka saya tidak bisa mengangkat beban yang berat. Dan itu artinya saya harus pensiun dari kegiatan-kegiatan yang berbau pendakian dan ketinggian...
Semoga saja tidak terjadi apa-apa,dan semua akan baik-baik aaja. Aamiin...


cepet sembuh ya wik.. bacanya ikutan sedih, belum sempat naik gunung bareng masuk kamu harus gantung ransel duluan sih :((
BalasHapusAamiin om. Mudah-mudahan bisa pulih lagi 100% deh. Tar kalo pulih kita arrange jadwal naek gunung ya om. Kalo ga bisa pulih terpaksa deh nurut orang tua aja,jd ibu rumah tangga yang nunggu suaminya pulang kerja. Terus bukain pintu. He...
Hapus